Negeri Sakura 2011 (4)

First day in Tokyo


Entah sudah berapa lama kami berjalan sambil mengerek koper dan menggendong tas ransel yang menggembung penuh isi__yang membuatku sedikit membungkuk menggendongnya. Mba Nur mengatakan kami baru setengah jalan untuk mencapai apato(1) tempat kami akan menginap di Tokyo. Subhanallah, baru setengah jalan?! Gumamku dalam hati. Mba Nur hanya tersenyum melihat ekspresi kami yang tidak bisa menyembunyikan respon kaget. Aku merasa sudah sekitar dua km kaki ini melangkah setapak demi setapak, tapi ternyata baru setengah jalan. Fiuh... Perjalanan dari Tsukuba ke Tokyo kali ini menggunakan kereta, setidaknya kami harus transit tiga kali di kereta berbeda untuk mencapai Tokyo. Aku menarik napas lega saat menginjakkan kaki di salah satu Eki(2) Tokyo, tapi justru itulah awal perjalanan kami menuju apato yang harus kami tempuh menggunakan kendaraan pribadi yaitu kaki kami sendiri.

Uswah berjalan paling belakang. Sambil menggerek kopernya, dia asyik mengabadikan pemandangan yang kami lalu dalam perjalanan dalam video HP Sony Ericsson miliknya. Sesampainya di Eki Tokyo, kami berjalan melewati pusat keramaian kota dimana ada banyak pertokoan dan aneka rumah makan berjajar rapi di samping kiri dan kanan jalan utama. Aku memahami sorot heran mata penduduk pribumi melihat makhluk seperti kami yang mungkin terlihat aneh menggunakan penutup kepala, atau mungkin mereka menganggap kami alien? Haha, kidding.. :D Itu hanya perasaanku saja. Aslinya, mereka ramah pada kami kok. :p Ajeng berjalan di depan Uswah, seringnya dia mensejajarkan diri berjalan dengan Uswah. Aku berjalan di depan mereka, menjaga jarak agar tidak terlalu jauh dari mba Nur yang menunjukkan arah jalan di depanku. Mba Nur berjalan cukup cepat dengan langkah ringan, karena memang hanya beliau yang tidak membawa koper. Mba Nur hanya bersahabat dengan satu tas transel berwarna hitam yang selalu dibawa kemanapun beliau pergi.

Kami meninggalkan Tsukuba sekitar pukul 9 pagi waktu Jepang dan sampai di apato di Tokyo pukul 13 siang. Sengatan terik matahari summer menyapa kami saat kami tiba di apato. Apato kami terletak di lantai dua, letaknya tidak jauh dari jalan utama yang sangat besar__di Indonesia sepertinya lebih mirip jalan tol. Aku lupa alamat persisnya, sebuah ilustrasi yang bisa aku sampaikan adalah jarak apato kami ke Eki Meguro dapat ditempuh sekitar 15 menit menggunakan bus. Aku pikir setibanya di apato, kami bisa beristirahat sejenak sebelum berangkat menghadiri konferensi hari pertama yang dimulai siang ini pukul 14.00. Dugaanku meleset, apato yang akan kami tempati sedang digunakan syuro beberapa orang muslim Indonesia. Ya sudahlah, toh apato itu kan memang milik salah satu orang Indonesia yang berbaik hati mengijinkan kami menempatinya selama di Tokyo. Kami hanya menyimpan barang di depan apato lantai dua, lalu segera beranjak pergi untuk menghadiri konferensi AMSTECS.

Sarana transportasi di Tokyo agak berbeda dengan di Tsukuba. Di Tokyo, sarana transportasi utama adalah kereta, sedangkan bus hanya digunakan untuk membawa penumpang dari tempat tinggal mereka ke stasiun kereta terdekat. Tsukuba adalah kota kecil yang letaknya tidak jauh dari Tokyo. Transportasi utama di Tsukuba menggunakan bus karena hanya ada satu stasiun kereta di Tsukuba. Sistem pembayaran bus pun berbeda antara kedua kota. Ketika di Tokyo, ongkosnya dimasukkan ke mesin ongkos di awal sebelum bus melaju. Pembayaran dapat juga menggunakan kartu yang telah diisi oleh sekian yen, lalu kartu tersebut di scan tepat di samping pak supir yang berseragam rapi. Di dalam bus, ada satu spot samping kiri yang menyediakan beberapa kursi khusus untuk para wanita hamil. orang sakit, manula, dan satunya saya lupa... hehe. :p Aku kagum pada penduduk pribumi, karena mereka lebih memilih berdiri daripada menduduki priority seat kosong tersebut. Para murid sekolah dasar biasanya naik dan turun secara bergerombol beberapa orang. Mereka selalu berteriak “Origatou gozaimasta...”(3) keras-keras, ketika mereka turun dari bus. Subhanallah, bagus sekali budayanya. Nanti akan saya ceritakan satu bagian khusus pandangan saya mengenai budaya penduduk pribumi Negeri Sakura ini.

Sesampainya di Eki Meguro, kami naik kereta sekitar 3 kali untuk sampai di Eki paling dekat dengan tempat konferensi. Aku pikir jarak apato kami ke TKP konferensi tidak jauh, ternyata makan waktu satu jam lebih! hoho.. Singkat cerita, sampailah kami di TKP sekitar pukul 14.30. Sebelumnya kami harus berputar-putar mencari alamat TKP terlebih dahulu, karena ternyata Mba Nur pun belum pernah kesana sebelumnya. Untungnya, kami bertemu dengan peserta konferensi yang lain di jalan menuju TKP, sehingga merekalah yang menunjukkan jalan kebenaran untuk kami mencapai TKP dengan selamat. Hehe...

TKP konferensi ada di lantai 3, aku lupa nama gedungnya.Konferensinya ternyata belum mulai dan baru akan dimulai setengah jam lagi. Kami akhirnya bisa shalat dzuhur dan ashar dulu di lantai 5 gedung tersebut. Konferensi berlangsung cepat. Susunan acranya saat itu hanya beberapa sambutan dan sesi panel dari tiga pembicara, setelah itu ditutup dengan sesi foto bersama. Acara selanjutnya adalah makan malam dan cultural event yang akan dimulai setelah break shalat magrib. Magrib di Tokyo pukul 18.50. Pada malam kebudayaan menampilkan tari pendet dari Bali, tari piring, pencak silat, dan persembahan beberapa lagu pop Indonesia. Semuanya dibawakan oleh orang Indonesia yang sedang tinggal di Jepang. Acara penutup adalah sesi makan malam. Subhanallah, betapa senangnya aku... Betapa tidak, perut ini rasanya sudah menjerit perih. Sepanjang siang tadi hanya diisi oleh satu roti tawar nugget yang dibuatkan mba Nur sebelum berangkat dari Tsukuba. Alhamdulillah hidangannya sungguh lezat, masakan Indonesia yang full spicy... Lucunya, ketika sy memilih minum teh dalam botol kemasan yang mirip Nu Green Tea di Indonesia__tentunya sy membayangkan rasanya semanis teh Nu Green tea, ternyata?? Huuu, pahit sekali... Bayangkan saja, anda minum teh tanpa gula, itulah yang saya rasakan saat meminum teh dalam botol hijau tersebut. Untungnya ada air mineral, jadi langsung ternetralisir. Hehe... ^_^

Acara selesai sekitar pukul 21.00, kami sampai apato pukul 22.00 an. Meski terasa lelah, tapi setelah bersih-bersih diri sy malah ngeblog dan bikin tulisan hari kedua di Tsukuba sampai tengah malam. Subuh disana pukul 03.00 dini hari, jadinya sy hanya tidur sekitar 2 jam saja waktu itu... :)


Keteranagan
(1): Apartemen
(2): Stasiun
(3): Terimakasih banyak

No Response to "Negeri Sakura 2011 (4)"

Post a Comment