Something

Barakllah bagi siapapun yang sedang mempersiapkan dirinya untuk menggenapkan setengah diennya, terutama untuk MTH dan calon istrinya semga dipermudah jalannya... Aamiin...^^ Saya ingin share tentang aktivitas yang sekarang sedang saya jalani... 1. Jadi pengusaha koro pedang Sy merintis dari '0' untuk menanam kebun koro pedang di Sumedang, alhamdulillah sekarng sudah ada luasan lahan koro antara 12 ha- 15 ha. Tersebar di beberapa spot di wilayah Sumedang. Well, jatuh bangun mengembangkan bisnis ini. Gini rasanya pusing karna anggaran over budget, pusing ngegajih karyawan (para petani) karena over budget. Tapi insya Allah selalu ada jalan, sy yakin itu.. Buktinya sekarang sy selalu mendapatkan pertolongan-Nya... :) 2. Jadi guru di GO Sy bukan lulusan UPI, tapi karena tiap sy ngelamar ke beberapa perusahaan swasta dan BUMN, selalu keterima tapi ditempatkan di luar Jawa (perkebunan Sawit), atau ditempatkan di Jakarta dengan salary pakai kurs dolar tapi syaratnya harus lepas jilbab. Huhu, please deh.. Melepas jilbab artinya sy menelanjangi diri sy sendri. Naudzubillah... Bismillah sy memantapkan hati kembali ke kota sy dilahirkan yaitu Majalengka untuk ngurus kebun koro (jaraknya dekat antra Mjlk-Sumedang) sambil ngajar... Di awal sy meniatkan, mengajar itu bukan jadi profesi untama, tapi hanya keinginan untuk berbagi ilmu, agar ilmu sy bermanfaat untuk sesama. Finally, sy betah kerja di GO. Meski gajinya gak seberapa di banding yang bekerja di perusahana Internasional, tapi sy bersyukur... Aslinya sy sukaaa bgt biologi, dan sy ngajarnya biologi SMP dan SMA. Sy dekat dengan murid-murid. Bukan hanya kedekatan secara formal, tapi juga secara informal. Seneng banget pas mereka curhat tentang banyak hal, jalan-jalan, dll. Terus senengnya dan bersyukur tiada kira ketika langsung atau tidak langsung (sms/telepon) murid-murid sy mengucapkan terimakasih karena mereka nilai ulangan biologinya bagus-bagus, mereka lulus SMNPTN, dll.. Salah satu contohnya Wina kelas 2 IPA tiba-tiba ngsms ke sy,"Ibu, makasiiihh banyak... Wina UKK (Ujian kenaikan kelas) bidang biologi gak di remidial. Semua berkat catetan-catetan rangkuman biologi dari ibu. Sangat membantu sekali bu... Makasih banyak sekali lagi. Wina jadi lebih semangat untuk nyiapin SBMPTN tahun depan... Makasih juga buat nasehat-nasehatnya... ^_^" Dalam hati sy mengucap syukur alhamdulillah... Satu hal lagi yang menjadi profesi dadakan sy GO antar para pengajar dan karyawan adalah: "Jadi Konsultan Reproduksi" hehehe.. Mulai dari siklus menstruasi, pra nikah, pasca nikah, perkembangan anak, dll.. Ilmu sy sedikit, tapi alhamdulillah kalau bermanfaat.. Aslinya, meski sy baru beberapa bulan di GO, sy sudah merasa para pengajar GO dan karyawannya seperti sahabat dan saudara.. Subahanallah.. 3. Master Degree Inilah mimpi sy yang sempat kepending. Insya Allah akan mulai sy usahakan kembali karna sms pengingat dari beberapa kawan dekat yang sering bertanya,"Dini, masih mimmpi lanjut S2?" atau "Say, kapan jadinya S2?" dll... Insya Allah mulai disipkan kembali amunisinya... Mohon doa-nya ya... Semoga tahun depan sy daftar dan lolos. Ada beberapa negara pilihan, tapi hati sy terpaut kuat ke salah satu negri sakura nun jauh disana... Bismillah. Meski kata orangtua,"kalau bisa nanti S2 nya suami mbak dulu ya, minimalnya s2 bareng tapi kalo bisa jangan mbak yang s2 duluan..." Sy aamiin kan saya, semoga ntar bisa bareng S2 sama suami di negeri Sakura... hehe... Tapi kalaupun sy yang s2 duluan, semoga suami sy kelak tidak keberatan. Apply tahun depan berarti harus persiapan dari tahun ini... Ganbaru.. Be ready honey! :) 4. Persiapan menjadi istri dan ibu yang baik The last but not least, point terakhir ini bukan berarti point yang paling disepelekan. Justru inilah point yang sangat amat memerlukan persiapan matang. Ya Rabb, bantu hamba mempersiapkan semuanya dalam balutan ridho-Mu... Lingkungan kerja sekarang sudah banyak yang menikah dan punya anak, mohon doanya semoga di waktu yang tepat sy segera menyusul. Aamiin... :)

Qawwam

Dear all.. Qawwam atau pemimpin, yang dalam bahasan ini qawwam yg sy maksud adalah suami. Well, mari kita bahas sebuah tugas dari seorang qawwam (suami.red). Tentu kita tahu ya, sederat hak dan kewajiban (tugas) suami terhadap istrinya kan? Nah, salah satu dari tugas itu adalah melindungi istri dari rasa takut... Misalnya, melindungi istri dari rasa takut akan kekurangan beras, kekurangan bahas makanan, kelaparan, takut kurang sandang pangan papan, takut tidak bahagia, takut dimarahi oleh suami, takut diselingkuhi, de el el.. Tapi yang paling penting adalah melindungi dari rasa takut akan kematian. Kalau melindungi dari rasa takut akan kematian, berarti sama artinya dengan kewajiban suami untuk membimbing istri ke surga-Nya kelak.... Begitu mudah, begitu sederhana memang tugasnya ya... "membimbing istri ke surga", lebih jauh lagi membimbing keluarga (anak istri) ke surga... Well, tapi prakteknya tidak sesederhana yg dibayangkan lho... Membimbing istri ke surga bukan hanya memerintahkan istri shalat di awal waktu, memerintahkan shaum, naik haji, dll... Tapi, point yang ditekankan adalah bagaimana seorang suami harus mampu menjadi suri tauladan bagi istrinya. Bagaimana mungkin seorang suami yang keras kepala mendambakan istri yg bijaksana? Bagaimana mungkin seorang suami yang pemarah mendambakan istri yang lembut? Kewajiban utamanya tentu harus dimulai dari seorang suami sebagai qawwam, jadi kalau pengin punya istri yang lembut maka suaminya pun harus lebih mencontohkan kelembutan (bukan dicontohkan kemarahan..), kalau pengin istrinya bijaksana, maka suaminya dulu harus mencontohkan kebijaksanaan... deelel... Istri itu cerminan suami. Suami berkewjiban atas pendidikan ruhiyah istri... Jangan jadi seorang suami yang rigid/kaku, tapi jadilah seorang suami yg fleksibel... Maksudnya fleksibel atas kritikan. Terima kritikan sebagai bahan untuk perbaikan diri, karena menyadari bahwa banyak kecacatan dalam dirinya...Sadarilah bahwa qawwam itu haruslah bijaksana... Seandainya ada dua sisi seperti mata uang logam, maka sorang yang bijaksana akan melihat dari sisi yang baik dalam menilai suatu masalah. Selalu cooling down melihat masalah, menerima kritikan dengan cerdas, tidak langsung naik darah dan beremosi saat istrinya sedang emosi dan malah qawwam harusnya meredakan amarah istrinya. Tapi dari semua hal itu, yang benar memang sama2 saling evaluasi kekurangan diri masing-masing, saling terbuka atas kritikan, saling memahami satu sama lain, dll... Bismillah...