Shock Therapy

(1)
Tanggal 17 malam, sy dalam perjalanan pulang dari Kementrian Pendidikan Nasional bagian Beasiswa Unggulan (BU) untuk membicarakan follow up sponsorship tim Renews IPB dari BU, sekalian membicarakan sponsorship teman-teman dari BU juga untuk AMSTECS Jepang. Tanggal 17 malam, ketua paguyuban beasiswa sy telepon katanya dana keberangkatan sy ke Jepang yang awalnya akan ditanggung oleh pihak beasiswa ternyata tidak bisa ditanggung semuanya, mungkin hanya seperenamnya saja diberikan dana dari pihak beasiswa. Hal itu karena ternyata pengurus beasiswa sy belum mengajukan dana lagi ke sponsor (Indofood, Mandidi, OCBC,dll) dan sedang tutup buku, juga banyak teman-teman beasiswa dari universitas lain yang juga meminta dana untuk keberangkatan mereka ke berbagai penjuru dunia. Apa reaksi sy? First time, sy kecewa dan hopeless karena aslinya berarti pihak beasiswa tidak bisa menepati janjinya. Sy juga sempat terfikirkan untuk menyerah. Mamah pernah bilang katanya kalau tidak jadi disponsori oleh beasiswa sy, sy ga usah berangkat saja. Berlatarbelakang itulah, sy mendadak ngedrop, aslinya ya sy harus nurut sama nasihat mama. Hm, agaknya sy telah berharap berlebihan ke beasiswa sy, alhasil jadinya sy kecewa. Ini teguran dari-Nya rupanya, jangan terlalu banyak berharap pada janji makhluk-Nya! Kalau sy bilang sih, jangan pernah mengikat hati..

Sy kemudian mendapat dukungan dari beberapa teman dekat untuk tetap berusaha dulu sampai titik darah penghabisan (Alaayy.. :D). Sy tetap masih merasa hambar karena sy selalu teringat pesan mamah untuk mundur saja kalau tidak jadi didanai. Keesokan paginya sy telepon mamah, sungguh di luar dugaan, beliau juga malah memotivasi sy untuk tetap berusaha! :p Mendadak semangat sy timbul lagi. Ayo berjuang... ^^ Tapi sy merasakan ada perbedaan ketika perjuangan ke Jerman dan Jepang ini. Didi juga merasakannya ternyata. Kalau dari sy pribadi, saat persiapan ke Jerman itu, tidak pernah ada setitik pun di fikiran sy untuk berhenti berjuang nyari sponsor padahal kondisinya sy tidak mendapat jaminan dana dari manapun saat itu (tidak seperti sekarang yang dijanjikan dari beasiswa sy.red). Meski berkali-kali ditolak, lelah kesana kemari, serta pengorbanan tenaga, waktu, dan meteri yang terkuras tapi motivasi itu tetap tertanam di benak sy. Entah mengapa hati sy mengatakan bahwa sy harus jadi berangkat ke Jerman. Bukan karena awalnya mamang sy ingin ke Jerman tapi sy merasa akan ada sesuatu di Jerman. Entahlah itu firasat yang tidak bisa dijelaskan, sy pun tidak mengerti. Kita lihat alur selanjutnya yang telah Allah rencanakan untuk sy.. Intinya, pembatalan beasiswa sy untuk membiayai penuh itu cukup membuat schok teraphy bagi sy.. Tapi, ayo tetap berjuang maksimal, hasilnya pasrahkan pada-Nya. =)


(2)
Kali ini mengenai acara di Tatap Muka. Sy juga cukup kaget ketika acara yang sudah cukup alot kami susun eh ternyata di rombak dan disesuaikan dengan sponsor utama dari PGN (Perusahaan Gas Negara). Tema yang awalnya tentang pertanian, harus di rubah dan disesuaikan dengan yang diinginkan PGN. Ruangannya diganti di Graha Widya Wisuda (GWW) IPB yang awalnya di Auditorium FPIK IPB. Kami pakai ruangan terbesar di IPB tersebut karena ternyata pesertanya sekitar 550 orang dari berbagai universitas di seluruh Indonesia, padahal konsepnya hanya 400-an. Materi dan hiburan juga dirubah. Pihak PGN akan membiayai dana sebesar apapun karena PGN menjadi sponsor tunggal. Kesalahannya adalah, mengapa tidak dari awal saja share bersama, kalau begini kan kami harus merombak ulang dan acaranya tinggal seminggu lagi! Keren kan.. Ayo tersenyum.. Schok Therapy juga nih. :)

(3)
Papa sakit. Baru tadi sore sy diberitahu mamah. Papah sakit dari tadi pagi katanya. Aslinya papa jarang sakit. Fikiran sy tidak bisa lepas dari beliau. Hufft. Mohon doanya yak semoga papah sy lekas diberikan kesembuhan. Saat sy menulis ini, papah katanya sedang berobat.. Semoga tidak ada yang serius. Amiin..

(4)
Sy sudah menemui ayah Gyanta untuk menjelaskan kapasitas sy. Saat sy mengatakan sy takut mengecewakan beliau, tapi Alhamdulillah beliau percaya dan malah mengatakan sambil tertawa,"Kamu ga pernah bikin saya kecewa." Wah pernyataan yang bikin sy terkejut.. Padahal sy ngiranya beliau sudah kecewa kepada sy karena satu hal itu, tapi ternyata tidak. Alhamdulillah (lagi).. Beliau juga guyon,"Mau sy temenin ke Jepang ga Nak?" Ahaha.. Nice.. ^_^

(5)
Baru saja ke TPA, menghadiri rangkaian acara Maulud Nabi. Anak-anak TPA yang dari TK sampai SMP kelas 2 berjumlah sekitar 30 orang, mereka saat maulud nabi tempo hari sudah mengikuti lomba yang kami adakan. Lomba-lombanya diantaranya hapalan surat pendek, adzan, kaligrafi, dan hapalan hadist. Sy tidak bisa datang ketika lombanya, karena ada agenda lain yang lebih mendesak. Tadi ceritanya rangkaian acara untuk pengaugerahan pemenang lomba dan kreasi seni dari anak-anak. Kami juga kedatangan da'i cilik dari Gontor. Lucu juga dengan gayanya yang masih anak-anak, dia menyampaikan ceramah di depan kami dan orang tua anak-anak. Penampilah seninya diantaranya nasyid, shalawatan, beberapa puisi, hapalan hadist dan hapalan surat pendek di depan umum. Subhanallah, damai dan sejuk rasanya.. Saat hati anda gundah, carilah anak-anak.. Sy jamin mereka mengguyurkan kebahagiaan bagi anda. ^_^v


Mari beraktivitas..
Di kosan, proposal penelitian, makalah kolokium, dan proposal acara Tatap Muka sudah menanti untuk dikerjakan kembali.
Ok, have a nice saturday night.. =)

*Trims untuk shock therapy nya.. :)

No Response to "Shock Therapy"

Post a Comment