Aku takut jatuh cinta...
Aku takut aku jatuh cinta pada orang yang ternyata dia bukan ditakdirkan menjadi suamiku. Aku takut...
Aku takut jatuh cinta...
Aku takut aku membuat dia yang Allah pilihkan cemburu padaku. Aku pun pasti akan cemburu jika dia yang ditakdirkan untukku jatuh cinta pada yang lain dan tidak bisa menjaga hatinya saat ini sebelum kami dipersatukan..
Maka dari itu, aku memilih diam. Memilih sendiri dan menjauh dari satu hal yang bernama ’jatuh cinta’. Bukan aku pemilih, tapi aku memilih menjaga hatinya dengan cara menjaga hatiku. Bukan aku tidak ingin mencinta, aku hanya ingin saat aku mencinta, cintaku terakhir akan berlabuh pada dia yang memang Allah pilihkan menjadi pelengkap jemariku. Bukan aku tidak bisa mencinta, tapi aku memilih meredam cinta untuk belahan jiwaku yang kelak akan direkatkan oleh ikatan suci.. Coba renungkan, bagaimana perasaannya yang mungkin kini dia sedang menjaga hatinya untukku, tapi aku tidak bisa menjaga hatiku untuknya? Atau sebaliknya, bagaimana jika dia tidak bisa menjaga hatinya untukku, ketika aku begitu berusaha menjaga hati untuknya?
Aku manusia biasa yang tidak pernah luput dari kesalahan. Namun, dari kesalahan aku belajar untuk menjadi lebih baik dan terus menjadi lebih baik lagi. Aku pun tahu, pasti dirinya pernah melakukan kesalahan. Tapi juga aku tahu, dia pasti telah mengoreksi dirinya, belajar dari kesalahannya, dan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Jodoh itu seperti cermin, jadi pastinya saat aku sedang memperbaiki diri, maka dia pun demikian adanya. Dan sebaliknya, saat dia sedang memperbaiki dirinya, aku pun pasti sedang berusaha demikian. Itu saja prinsipya.
Aku bukan tipe orang gampang mengagumi berlebihan pada seseorang tanpa aku tahu usaha dia sebelumnya untuk mendapatkan semua pencapaiannya. Jadi bagiku, pangkat yang tinggi, harta, ketenaran tidak menjadi hal yang “wah” untuk dipuja atau berlebihan dikagumi. Ketika aku mencintai, hal yang pertama aku lakukan adalah membayangkan tatkala dirinya tidak memiliki apapun selain dirinya dan imannya. Ketika keadaan seperti itu aku masih mencintainya, berarti benar aku mencintai karena-Nya, jika tidak berarti dia tidak akan aku pilih menjadi imamku. Aku ingin mencintai seseorang dengan kekurangannya, karena dirinya apa adanya. Jika pun dia hebat, ya hebatlah dia.. Aku mengaguminya. Pasti. Tapi, kekaguman itu tidak akan luntur jika kelak kehebatannya berkurang. Sosok seperti itulah yang kelak akan aku pilih. Aku sedang mencari imam yang akan memimpinku dan keluarga kami untuk ke surga-Nya. Ini bukan perkara mudah. Sejauh ini, aku masih menunggunya, menunggu pelengkap jemariku yang entah siapa.. Aku tidak tahu, dan terlalu takut meraba-raba. Nikmati saja alur ini.. Penantian ini.. Kesendirian ini..
Sekali lagi, aku takut jatuh cinta...
Aku takut aku jatuh cinta pada dia yang bukan pelengkap jemariku. Maka dari itu, Rabb.. tuntunlah hati ini untuk mencintai dia yang memang Engkau pilihkan untukku dan jagalah hati ini hanya untuknya yang Engkau pilihkan. Aku berlindung pada-Mu dari kelemahan hati. Doaku, semoga Allah senantiasa memberikan penjagaan terbaik-Nya untukmu, dimanapun engkau berada.. Aku selalu berkeyakinan, meski dipisahkan dalam jarak bumi, jika pun berjodoh, mudah bagi-Nya untuk mendekatkan dan merekatkan dalam ikatan suci. Amiin.
Beberapa kutipan:
“Sandal mah moal salah papasangan” (MTH)
“Wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).” (QS An Nur:26)
Yuk berlomba saling memperbaiki diri untuk kelak saling menyambut... ^_^
Aku Takut Jatuh Cinta...
12:54 AM
dinicanidria
Posted in
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No Response to "Aku Takut Jatuh Cinta..."
Post a Comment