Satu Kalimat

Seorang ikhwan yang belum sy kenal meminta maaf kepada sy karena dia sudah ngisengin sy untuk sesuatu hal. Intinya, beliau mengatakan ingin mengkhitbah saya kelak setelah saya lulus. Jelas, saat itu langsung saya tolak. Kenal juga belum, sudah berani mengatakan demikian. Dan ternyata akhirnya saya tahu bahawa ucapannya itu tidak benar-benar serius. Ketika sy tanya alasannya, dia menjawab,"Hmm, saya hanya penasaran dengan akhwat yang menjadi obrolan ikhwan." Glek! -__-"

Penasaran? Alasannya karena penasaran, lalu sy dijadikan sasaran keisengannya? Agak tergores hati ini. Innalillahi.. Lalu mengalirlah cerita dari ikhwan ybs tentang latar belakang mengapa dia sampai berbuat demikian. Ternyata berantai ceritanya.

Tapi ada satu hal ucapannya yang kemudian membuat sy merenung. Dia berkata,"Din, kamu itu ..........(intinya memuji-muji. Ga perlu sy publish. Soalnya sy merasa biasa saja.red)." Lalu dia melanjutkan,"Din, jaga dirimu ya, jangan sampai kamu membuat banyak ikhwan berdosa.."

Satu kalimat yang tidak bisa sy lupakan sampai sekarang. Dalam makanya. Terimakasih banyak.. Sebuah perenungan untuk selalu bisa berfikir dari dua sudut pandang antara ihkwan dan akhwat. Ketika saya berfikir apa yang saya lakukan "biasa saja", mungkin sebagian ikhwan memendangnya tidak biasa, dan sebaliknya. Bahan evaluasi bagi saya.

Ayo ambil hikmahnya..
Buat akhwat dimanapun juga, pesan dari sy,"Jaga dirimu baik-baik ya ukhti.. Jangan sampai kamu membuat banyak ikhwan berdosa karenamu."

Ikhwan yang baik, tidak akan pernah berbuat iseng untuk hal yang "sakral". Karena dia akan paham dan mengerti bahwa sesuatu itu pun menjadi sangat "sakral" baginya. Saya hanya akan memberikan seluruh pengabdian sy untuk suami sy kelak, just the one and only! Saat sy memilih kelak, semoga pilihan sy juga adalah pilihan-Nya yg terbaik untuk sy. Aamiin... (Saya jadi merindukan dia yang entah siapa.. *Alayy.. :p)

No Response to "Satu Kalimat"

Post a Comment