Berlin-Jerman (2)

Dubai-Hamburg

Pesawat Emirates terbang tengah malam dari Jakarta, lalu sampai di Bandara Dubai sekitar pukul 04.00 waktu Dubai. Ada satu kejadian lucu selama di pesawat Jakara-Dubai. Di pesawat, makanan selalu meruah, plus dilayani oleh para pramugari dan pramugara pesawat. Saat itu waktu makan pertama di pesawat sekitar pukul 02.00 dini hari, ada pilihan makanan antara chicken noodles dan mushroom omelet (Kalau tidak salah namanya itu.red). Sy yang sebangku dengan Alfia memilih omelet karena chicken noodles makanan biasa yang sudah sering kami makan di Indonesia. Dalam bayangan sy pun omelet ya seperti yang ada di Indonesia, ternyata jauh berbeda! Hoho.. Omelet pilihan kami itu berbentuk segumpal telur dadar tebal yang menggunung tanpa bumbu apapun, ada kentang rebus yang sedikit spicy serta brokoli dan jamur yang direbus. Kelihatannya enak, eh pas dimakan ternyata hambar banget. Seriusan. Ga berasa bumbunya dan bikin mual. Sy dan Fia berpandangan, lalu tersenyum bersama karena makanan `enek` itu. Haha.. Akhirnya sy dan Fia hanya menyentuh makanannya sedikit. Ya gimana lagi, daripada mual.. Kami kemudian melihat David di kursi sebelah yang memilih chicken noodles. Kelihatannya lezat sekali. Huaa.. Rahman sama dengan kami memesan omelet, dia pun merasakan rasa mual. Kita tertawa bersama. Asli, kocak. :) Kalau Dyah dan mba Desty sy lupa mereka pesan apa, soalnya ketika itu mereka sedang tidur dan belum membuka makanannya.

Kami transit di Dubai beberapa jam. Disana kami shalat subuh, istirahat sebentar di dekat mushola lalu langsung menuju ke tempat menunggu penumpang. Bandara Dubai megah sekali, jauh berbeda dengan Bandara Soekarno-Hatta. Sy fikir Bandara Soekarno-Hatta wah sekali, ternyata hmm.. sakit hati deh kalau dibandingkan dengan bandara Dubai dan Bandara Hamburg. Hehehe.. Kami pun bertemu beberapa peserta Renews dari ITB di mushala Dubai. Mushola dan tempat wudhu di Dubai menggunakan sistem lampu otomatis dan keran air otomatis yang telah disetting waktu nyala-hidup nya. Saat di tempat tunggu penumpang, kami bertemu dengan banyak sekali TKW dan TKI yang akan pulang ke Indonesia. Sementara teman-teman yang lain sibuk dengan laptopnya untuk berselancar di dunia maya, sy mengobrol dengan banyak TKW disana. Mereka ternyata tidak sedikit yang berasal dari daerah Sunda, akhirnya ya kita bicara menggunakan Sundanese. :) Mereka curhat tentang penyiksaan majikannya dan kebiadaban (maaf agak sarkastis, karena memang begitu kenyataannya.red) mereka. Miris sekali ya nasib TKW dan TKI, mereka adalah `pahlawan devisa` yang merelakan dirinya disiksa hanya untuk mendapatkan sejumlah rupiah tidak sebebrapa dibanding dengan penyiksaan yang mereka alami. Innalillahi.. Sy miris sekali setalah mendengar cerita itu langsung dari para TKW.

Pesawat Emirates tujuan Dubai-Hamburg berangkat pagi sekitar jam 09.00 waktu Dubai (sy lupa jam tepatnya.red). Sy kembali satu kursi dengan Alfia. Kali ini teman sebangku kami orang Jerman asli Hamburg, Bapak-bapak bisnisman yang sangat ramah. Kami banyak ngobrol dengan beliau meskipun menggunakan bahasa Inggris yang masih seadanya. Di pesawat ini kami tidak menemukan omelet ataupun mie. Kalau nasi tidak usah diharapkan, pasti tidak ada. Makanan yang dominan dalam pesawat Dubai-Hamburg adalah roti dan teman-temannya. Meskipun roti, tapi ternyata cukup mengenyangkan. Ada beberapa jenis roti untuk satu sesi jam makan, ada roti lembut dan enak pun ada roti yang keras luarnya tapi dalamnya ternyata empuk juga. Teman-temannya roti ada susu, sereal, mentega, selai, biskuit, dll. Minumannya macam-macam, tinggal bilang saja mau minum apa, nanti dikasih oleh pramugari yang bertugas. Sy dan Fia merasa kesulitan menghabiskan semuanya. Tapi orang bule di samping kami menghabiskan semua makanan itu dengan sangat cepat dan lahap. Hohoho..

Singkat cerita, sampailah pesawat yang kami tumpangi di Bandara Hamburg. Sy bertemu dengan sepasang suami istri yang sebelumnya sy temui di Bandara Soekarno-Hatta, agaknya mereka hanimun di Indonesia. Barang bawaan mereka salah satunya ada topi caping, topinya petani. Hehe.. Ketika di Bandara Soekarno-Hatta sy senyum ke mereka, eh ternyata mereka masih ingat ke sy, terus sang istri menyapa sy dengan tersenyum sambil berkata,”Hey, welcome in Hamburg.” Kemudian kami (saya, istri dan suaminya.red) berfoto disana. Ada kejadian lucu lagi ketika kami pertama sampai di bandara ini. Kami dicuraigai teroris agaknya. Ahaha, kocak.. Jadi ceritanya, kami akan melewati petugas pertama untuk keluar dari tempat turun penumpang. Sementara penumpang lain hanya menunjukkan paspor dan visa, kami harus tertahan paling akhir disana dengan wajib menunjukkan semua dokumen kami termasuk bukti invitation letter Renews, dan semua kelengkapan berkas lainnya. Di tembok belakang petugas tersebut ada foto teroris yang sedang dicari. Mungkin mereka curiga kepada kami yang semua akhwatnya menggunakan jilbab. Hoho.. Rahman sang ketua delegasi, diintrogasi lengkap oleh petugas sampai akhirnya mereka menelepon pihak panitia Renews dari nomor telepon panitia yang kami miliki. Barulah setelah menelepon panitia Renews (Entah siapa yang angkat teleponnya.red), mereka percaya dan kami diijinkan masuk. Oh ya, petugas juga mempertanyakan kami punya uang atau tidak? Hehe, kocak kan... =)

Sesampainya di Bandara Hamburg waktu sudah sore hari, kami bergegas shalat jamak takhir dzhur lalu shalat ashar. Ketika itu, otomatis simcard HP kami tidak bisa digunakan. Hanya telkomsel yang bisa digunakan, itu pun dengan tarif `lumayan.` Kami kemudian membeli simcard baru di bandara (kalau tidak salah namanya O2.red) senilai 450.000 jika dirupiahkan. Wow, mahal sekali... Kalau tidak sangat butuh kartu itu untuk menghubungi panitia atau dosen Rahman + David yang di Jerman untuk menampung kami, agaknya kami tidak akan membelinya. Masalah penginapan, para ikhwan yang urus, kami yang akhwat nurut saja dan tidak tahu menahu. David kemudian menghubungi mba Eva. Mba Eva, kenalan dosennya David di FKH (Fakultas Kedokteran Hewan) yang kuliah S3 di Jerman. Mba Eva mengatakan akan menjamput kami di Berlin Haufbahnhoft. Bararti kami harus naik kereta ke Berlin. Nah, rutenya bagaimana dan caranya seperti apa pun kami belum tahu. Inilah kesalahan kami, tidak mempelajarinya dulu ketika di Indonesia, kami hanya fokus mencari dana untuk bisa berangkat. Hehe.. Allah mempertemukan kami dengan Linda, seorang WN Jeman yang bersedia membantu kami. Lindalah yang menjelaskan rute Hamburg-Berlin serta membantu kami membeli tiket kereta dari mesin tiket. Linda juga yang megantar kami sampai di stasiun Hamburg (Stasiun apa ya namanya? Lupa. Pokoknya U-Bahn yang paling dekat dengan Bandara Hamburg. Hehe..), selanjutnya kami meneruskan perjalanan sendiri berbekal tiket kereta ekonomi Hamburg-Berlin yang sambung menyambung, maklumlah kereta ekomomi. Tapi yang membuat sy kagum, kereta di Jerman sangat tertib, bersaih, dan on time. Bukan hanya itu, keretanya juga nyaman dan cukup luas. Lebih mirip kereta bisnis kalau di Indonesia.

To be continued...

1 Response to "Berlin-Jerman (2)"

Unknown said...

Aslamalikum warahmatullahi wabarakatu

ini kisah nyata saya . . . .

perkenalkan nama saya ibu diana saya berasal dari kota yogyakarta saya bekerja sebagai seorang karyawan di salah satu perusaan Yogyakarta.dimana saya sudah hamper kurang lebih tiga tahun lamanya saya bekerja di perusaan itu.

Keinginan saya dan impian saya yang paling tinggi adalah ingin mempunyai sebuah kendaraan roda empat atau sebuah mobil pribadi sendiri,namun jika hanya mengandalkan gaji yah mungkin butuh waktu yang sangat lama dimana belum biaya kontrakan dan utan yang menumpuk justru akan semakin sulit dan semakin lama impian itu tidak akan terwujud

saya coba" buka internet dan saya lihat postingan orang yg sukses di bantu oleh seorang aki dari sana saya coba menghubungi aki awalnya saya sms terus saya di suruh telpon balik disitulah awal kesuksesan saya.jika anda ingin mendapat jalan yang mudah untuk membayar hutang lewat sebuah jalan pesugihan putih lewat bantuan seseorang dari gunung kidul dan akhirnya saya pun mencoba menghubungi beliyau dengan maksut yang sama untuk impian saya dan membayar hutang hutang saya.puji syukur kepada tuhan yang maha esa melalui bantuan aki romo dukun super natural dari gunung kidul membantu saya lewat dana gaib langsung masuk rekening saya 1 milyar

Saya mau mengucapkan banyak terimah kasih kepada ki romo atas bantuannya untuk mencapai impian saya sekarang ini dan sya sudah punya kendaraan beroda 4 yaitu hrv

Dan jika anda ingin bantuan seorang dukun super natural untuk mendapatkan dana gaib yang di jamin sukses silahkan anda hubungi ki romo di nomor telepon 085-218-653-567 terimah kasih atas bantuannya

Post a Comment