Rabb, hold me...

Sekedar intro... Kemarin lusa sy dan teman-teman asdon ke Botani squere buat beli barang-barang elektronik dan seperangkat cangkir teko buat gift ke pernikahan stafnya Bapak Sugiyanta di Karawang, walimahnya hari Minggu besok (160912). Ga tanggung2, kita dikasih budget 1jt untuk beli kelengkapan barangnya. Kami pergi jam 4 sore, dan di awal sy bilang, maksimal jam 9 malam kita harus sudah sampai kosan. Teman2 lain bilang "wah, liat ntar ya Din, jalan sm kita mah biasanya pulang larut" Glek! Mau ga ikut ga enak tapinya, tapi kalo ikut juga ga mau pulang lewat dr jam 9 malam. Akhirnya ikut juga deh walau was-was. Tujuan sy ke Botani cuma beli barang tersebut, makan, trus pulang. Setelah makan, sudah jam 19.30 malam, lalu sy ngajak pulang temen2. Tapi ga dihiraukan dan mereka pilih hunting sepatu, aksesoris, dll. Huuaa.. Aslinya sy mah ga begitu suka shoping ya ga ada arah. Kalau tujuannya beli baju, ya beli baju aja meskipun harus ngubek-ngubek toko. Tapi setelah itu pulang, dan ga tertarik liat2 yang lain. Kebanyakan wanita pasti sangat tertarik sm aksesoris, kayak gelang, cincin, pita, dll. Sy sama sekali ga tertarik.. Hehe.. Sy suka yg apa adanya, simpel. :) Kalaupun sy mau liat-liat dulu di mall, bukan ke tempat2 aksesoris, sepatu dan sejenisnya, sy lebih tertarik ke bagian supermarket. Milih bahan-bahan belanjaan untuk masak dan memastikan kulkas di rumah penuh. Hehe... Kembali ke topik, akhirnya kami pulang dr Botani jam 20.30 malam (itupun krn mereka tau sy udah gelisah. hehe) dan nyampe di kosan jam 21.25 an. Yah, lumayan daripada pulang larut. Dan, bisnis koro sy gagal kontrak yang kemrin. Padahal udah hampir 100% deal. Itu krn ternyata petani disana ga jujur, ternyata koro yang ditanam sudah ada pasarnya. Jadi pasar yg dr saya ya tidak berfungsi lg. Sy baru tahu setelah bertemu pemiliknya langsung. Huft. Hati2 dalam bisnis, akan banyak ketidakjujuran dan kecurangan. Gpp, asal kitanya jujur.. Right? :) Hm, yah beginilah skenario Allah.. Kita hanya mampu berusaha maksimal dan Allah yang menentukan hasil akhirnya. Tapi gpp, sy ga menyerah. Sy sudah ada beberapa step planning ke depan. Sy baru akan MOU untuk tanam 100 ha di Sulawesi dan wacana juga akan tanam koro di Majalengka (tapi belum tau berapa ha). Mengenai pasar, sy sudah punya dua pasar dong... Di Tangerang dan Jawa, dan keduanya perusahan pakan. Jadi, pasar save. alhamdulillah. Sy juga lagi ada order jual beli bibit kakao, bibit jeruk, dan bibit jabon. Kakao untuk tanam di Sulawesi juga, dan kalau deal bibit kakao tsb bisa untuk keperluan tanam ratusan ha. Hmm, sy masih punya mimpi suatu saat bisa ekspor produk hortikultura. Aamiin.. Mohon doanya.. :) Pagi tadi sy kembali liqo pekanan, materinya tentang "mengingat kematian". Intinya kita harus selalu mengingat kematian karena kita ga tau kapan kematian itu menjmput kita. Kematian merupakan suatu proses perubahan dari yaumul amal ke yaumul hisab. Artinya waktunya amalan kita dihitung dan diberikan pembalasan setimpal atas apa yang telah kita kerjakan di dunia. Astaghfirullah. Sudah cukupkan ibadah kita untuk menggapai kemuliaan di surga? Sy ingin menangis... Rabbi, ya Ghafur, hold me... Pegangi aku agar selalu berada di jalan-Mu... Jika jalanku mulai berbelok, kembalikan aku lagi pada jalan-Mu yang lurus. Aamiin... Mengenai menikah, papah menasehati sy bahwa menikah itu tidak boleh dilandasi hawa nafsu semata, tapi suatu keputusan besar yang harus diambil dengan tenang dan hati yang jernih. Menikah bukan seperti makan, yang ketika nafsu kita lapar tarus makan dan setelah itu selesai. Dan apakah niat kita menikah sudah lurus karena Allah? mari kita evaluasi diri. Suatu waktu sy pernah menghadiri seminar pra nikah dari Ust. Salim A. Fillah. Redaksi persisnya sy lupa. Salah satu point yang sy ingat adalah untuk pria: Ketika seorang pria ingn menikah karena dorongan kebutuhan biologis, berarti pria tersebut belum dewasa. Seorang pria yang dewasa akan memikirkan bagaimana dia bisa menjadi imam untuk istri dn anak-anaknya kelak, sudah siapkah? Apakah dengan bersamanya, istrinya akan lebih baik dan bisa menuntunnya ke surga? Bagaimana dia mampu melejitkan potensi istrinya ketika sudah menikah? dsb. hal-hal begitu yang dibahas.. Begitu pun untuk calon istri. Kedewaan diukur bukan hanya karena dorongan ingin dimanjakan, diberi perhatian, dll. Kedewasaan seorang istri diukur ketika dia sudah berfikir bagaimana dia bisa menjadi istri yang baik untuk suaminya (parameter istri yang baik itu seperti apa, dia sudah paham), apakah dia bisa menjadi ibu yang baik untuk mendidik anak-anak2nya? Karena bagaimanapun seorang istri/ibu kelak akan menjadi penjaga peradaban. Kemudian, apakah dia sudah mempunyai kesiapan mental untuk selalu bersabar dalam mendampingi suami? Subhanallah... Mari sama-sama persiapkan dan evaluasi diri.. Berdoalah yang cerdas... Jangan berdoa dengan menuntut pada-Nya bahwa kita sangat amat menginginkan sesuatu... Berdoalah agar skenario-Nya selaras dengan keinginan kita... Dan kemudian bisa menerima segala takdir-Nya dengan ikhlas... ^_^ NB: Mohon doanya ya, sy dah 3 hari ini batuk kering tapi berdahak. Puncaknya semalem ga bisa tidur krn batuk terus. Sakit dan gatel tenggorokan, sekrang suara sy lg serak-serak basah. hehe.. Padahal cuma batuk doang (ga ada flu) dan tiba-tiba aja. Mungkin karena sy sekarang selalu minum air dingin (di ruangan kantor ada dispnser air dingin. hehe)dan banyak makan gorengan kali ya... Eits, kok jadi nyalahin makanan? Gak kok, sy yang salah karena tidak bisa menjaga diri. Ok, take care ya semuanya...

No Response to "Rabb, hold me..."

Post a Comment