Masa yang paling indah, benarkah?

Malam ini, sy ingin bertanya padamu diary, benarkah masa remaja itu masa yang paling indah? Katanya sih begitu... Iya ga sih? Hehe..

Hmm... bagi sy sih tidak sepenuhnya demikian. Bagi sy, justru pada masa itulah masa-masa yang paling penuh tantangan dan ujian hidup. Bertahan untuk hidup, tepatnya. Masa remaja saat sy SMP dan SMA adalah masa-masa yang paling berkesan karena penuh dengan tantangan hidup. Alhamdulillah juga aku masih bisa sekolah meski dengan bantuan beasiswa. Ketika uang bekal teman-teman sekian banyak, sy sih asal ada ongkos pulang pergi sekolah juga sudah bersyukur. Menahan lapar selama waktu sekolah dari pagi sampai siang bahkan sore? Sudah biasa... Mungkin itu juga awalnya sy kena maag. Lho kok jadi nyalahin keadaan? Hehe... Kidding, salah saya itu mah dink. Sy tidak bolah menyalahkan sistem, sy lah yang justru bertanggungjawab atas sistem. Jadi ya sy lah lakon utamanya yang paling bersalah. Ya, setidaknya menurut sy itu pilihan yang benar.

Selama remaja, sy dan keuarga justru berjuang untuk mendapatkan sesuap nasi. Disana, sy harus meruntuhkan gengsi sy untuk menguras keringat sekedar berjualan jajanan hanya untuk bisa makan atau punya ongkos berangkat ke sekolah. Tidak jarang juga, sy harus berangkat ke sekolah lebih pagi, harus jalan kaki karena ga punya ongkos. Setiap mau ujian semester, sy selalu was-was karena SPP selalu menunggak. Takut ga diijinin ikut ujian... Tapi ya, toh sy bisa melewati fase-fase sulit itu. Saat tahun-tahun pertama kuliah, barulah sy kembali mengecap manisnya hidup. Kehidupan kembali seperti jaman sy kecil. Pulang pergi Majalengka diantar supir dna mobil pribadi, di ATM selalu ada uang sekian juta (selalu mencapai 10 jt an) dan hampir selalu diisi dan diisi oleh papa. Papah tidak pernah mengijinkan sy pulang-pergi Bogor sendiri. Kalau tidak diantar supir, ya naik travel atau bareng temen-temen Himmaka IPB. Sy merasakan hidup yang sangat mudah saat itu... Ya, itulah hidup. Kondisi ekstrem itu sudah sy rasakan keduanya. Kata papah, itu latihan supaya hati kita tidak silau sama harta dunia dan melatih hati supaya tetap istiqamah dalam segala kondisi... :)

Ya, jadi kalau kata orang masa remaja itu adalah masa yg paling indah, indah apanya sih? Hehe... Ya sih, benar. Buat sy memang indah. Hmm... Ya, karena saat itu sy berhasil menjadi juara umum ke 4 NEM terbaik se SMP Majalengka. Atau saat melalui serangkaian tes dan akhirnya sy masuk kelas Internasinal di SMANSA.. Atau saat setiap lomba dan olimpiade bidang biologi sy bisa menang.. Dan saat sy memberikan uang hasil keringat sy, uang hadiah olimp bio di Kabupetan dan Provinsi dalam amplop putih tersegel untuk papa mama, saat mereka tersenyum haru pada sy... Dalam wawancara apapun, pasti sy menyebutkan bahwa saat-saat sy memberikan amplop pertama pada orangtua itu, adalah hal yang paling berkesan untuk sy...

Masa remaja bagi sy, bukan indah saat sy menghabiskan banyak waktu dengan lawan jenis... Bukan saat sy jalan-jalan ke mall bersama teman-teman sekolah sy... Bukan saat sy makan-makanan enak di restoran... Bukan. Sy tidak merasakan keindahan itu. Keindahan yang kata orang di masa-masa remajalah semua indah itu dirasakan. Tidak, bagi sy tidak. Masa itu, yang ada di kepala sy hanyalah bagaimana sy bisa bertahan untuk tetap sekolah dan berprestasi agar tidak mengecewakan orang tua sy. Otak sy selalu dipenuhi hal itu. Sy juga melihat bagaimana mamah sy berjuang keras untuk kami, karena papah sy kerjaannya tidak tetap. Disanalah sy melihat kekompakan sebuah keluarga kecil, keluarga kami. Hal itu pula lah yang menyebabkan sy punya banyak sekali teman wanita, dan sedikit sekali teman pria. Dulu sy jutek sama laki-laki soalnya. Tepatnya, sy ga tau cara yang benar bergaul dengan lawan jenis. Bawaannya selalu kaku dan kikuk, mungkin karena sy ga terbiasa. Kalaupun bisa bergaul dengan lawan jenis, ya alakadarnya saja, secukupnya... Wakil ketua OSIS sy malah bilang saat sy sudah tahun kedua kuliah, katanya dulu dia takut ngedeketin sy soalnya sy nya jutek. Hehehe...

Dan sifat itu perlahan berubah dan sy perbaiki semenjak di dunia kampus, semenjak sy aktif di kelembagaan kampus yang mengharuskan sy bergaul dengan banyak orang baik sesama akhwat maupun ikhwan. Sifat sy mulai bergeser lebih cair... Namun sifat dasar sy ya yang suka kikuk itu selalu ada. Karena itulah sy tidak punya banyak pengalaman untuk tahu bagaimana pola fikir ikhwan, seringkali menerka-nerka apa yang mereka maksud... Ya, sy belajar...

Dan malam ini, bolehkah sy mengatakan bahwa sy lelah ya Rabb? Bolehkah? Sebentar saja... Maafkan sy jika sy terlalu sering khilaf. Sy tidak ingin cerita sedih pada orang tua maupun pada teman-teman dekat sy. Jadi rasanya, dada ini sesak... *Mengeluh? Maaf..*

Aku selalu ingat kata-kata papah,"Dalam hidup semuanya berpasangan. Sayang... setiap senang dan sedih, suka dan duka, jadikan semuanya temanmu... Jangan jadikan salah satunya sebagai musuh, agar hati mba selalu damai. Ga mau kan kalau mba punya musuh?" ^_^

Ya, aku ingin berteman dengan setiap rasa sedih dan rasa sakit...
Untuk masa yang paling bahagia yaitu: Setiap masa...
Mengapa? Karena rasa bahagia itu ada di dalam rasa syukurmu atas semua nikmat-Nya, termasuk nikmat sedih. Sedih juga nikmat-Nya, karena darisanalah kita belajar...
Aku ingin mengucapkan terimakasih banyak ya Rabb... Terimakasih banyak untuk setiap pelajaran-Mu. Pelajaran senang dan sedih...

Aku hanya bersandar harapan pada-Mu.
Aku yakin, setiap derai ini, akan KAU ganti dengan kebahagiaan yang menggunung nantinya. Aamiin...
Innalahama'ana.

No Response to "Masa yang paling indah, benarkah?"

Post a Comment