Rinduku teruntai kata maaf..

Hari ini aku melihat riangnya. Selalu, dengan senyumnya yang mengembang..
Hari ini aku mendengar suaranya. Selalu, dengan gema yang lembut..
Hari ini aku melihat sosoknya. Selalu, dengan kewibawaan yang penuh..
Hari ini aku begitu dekat dengannya. Namun, tak sanggup aku menatap matanya..

Sungguh aku merindu..
Merindu saat tawa kami terurai bersama..
Merindu saat kami menghabiskan waktu berbincang bersama..
Merindu panggilan lembutnya padaku..

Ah..
Rindu itu kutahan agar tidak tumpah.
Rindu itu kusembunyikan agar gaungnya tidak berdebam.
Namun sungguh, semilir rindu ini begitu sengit menawanku.

Ayah, maafkan aku..
Ayah, ternyata janjiku padamu belum bisa kupenuhi..
Ayah, bukan aku tak ingin, namun kini belum aku sanggup memenuhinya..

Ternyata perjuangan ini lebih berat dari yang aku kira.
Ternyata jalan ini lebih berliku daripada yang aku duga.
Ternyata tepian itu belum kutemukan.

Ayah, berikan waktu lagi untukku berusaha.
Berikan maafmu seluas samudera karena aku belum mampu memenuhi janjiku padamu.
Doakan aku, agar punggung ini semakin dikuatkan memikul segalanya.

Ayah, sungguh kumerindumu..
Maafkan aku belum bisa menemuimu lagi untuk memenuhi janjiku padamu..
Tunggu aku hingga aku bisa memenuhi janjiku..
Namun kini, biarkan aku mengurai rindu dengan seuntai kata maaf..



Dari anakmu,
Dini Gustiningsih

Teruntuk,
Sorang ayah yang menganngapku anaknya dengan segala kebaikannya,
Ayahku, dosen senior yang hampir pensiun, sekaligus Sekdept di Jurusanku..
Untuknya yang memanggilku lembut dengan sebutan "Nak..",
Untuknya kulabuhkan segala doa terbaik,
Untuknya rinduku teruntai maaf,
Untuk malaikat yang datang saat aku nyaris kehilangan harapan,
Pak Sugiyanta.

No Response to "Rinduku teruntai kata maaf.."

Post a Comment