Pilihan dan Keputusan

Ada tawaran, tawaran yang dari tahun lalu sebetulnya inginku ada disana. Tawaran yang tahun lalu sempat kutolak. Tawaran itu mampir lagi tahun ini, bahkan diberi kebebasan untuk memilih dimana posisi yang sy inginkan.

Hem, jika memperhatikan keinginan sy saja, sudah pasti langsung sy terima tawaran itu (apalagi bebas menentukan di posisi mana yang sy inginkan. ^_^).
Tapi...
Sy membuat mapping dimana tahun depan sudah tertata sedemikian rupa, dan mengubur dalam-dalam mimpi sy yang satu itu. Mimpi itu akan sangat menyita waktu jika sy terima, pun akan menelantarkan skema rencana yang lainnya. Terlalu banyak amanah pribadi sebagai seorang anak dan seorang 'Dini' makhluk ciptaan-Nya yang harus sy laksanakan dan utamakan. Apalagi sekarang sy sudah tidak bisa menggantungkan hidup pada orangtua sy lagi, udah bukan jamannya lagi ga bisa hidup mandiri. Apa sy harus mengeluh? Pada siapa kalau sy harus mengeluh? Pada keadaan atau pada orangtua sy, atau pada-Nya yang menciptakan sy? Tidak! Sy sadari, ini adalah cara-Nya membuat sy kuat. Inilah cara-Nya untuk membendung samudera sabar, syukur, dan ikhlas bagi sy. Sy harus pandai 'membaca'. Dan tentunya, sy harus mandiri. Bertahan hidup dengan kemampuan sy sendiri. Dulu bertahun-tahun sy bisa melewati semua itu, sekarang tahap lanjutannya. Allah yakin sy bisa makanya Allah membuat segalanya ini untuk sy pecahkan (Smile.. :D). Berusaha sendiri untuk menyokong kebutuhan sy dan perlahan-lahan pun menyokong kebutuhan keluarga sy. Papa sy sudah tidak seperkasa dulu, sy sadari itu. Sy yakin, roda tidak pernah statis. Roda selalu berputar dinamis. Semakin sulit yang sy hadapi sekarang, berarti Allah telah menyiapakan kemudahan yang sebanding dengan kesulitan ini di depan sana.

Sy harus mengedepankan kebahagiaan mereka (orang tua.red), lalu dari kebahagiaan merekalah sy akan bahagia. Bukan sebaliknya. Mereka terlalu berarti untuk sy sia-siakan. Kebahagiaan sy, berdiri setelah kebahagiaan mereka. Ya, itu keputusan sy. Tidak segalanya berjalan sesuai dengan harapan, terlalu mudah jika membayangkan segala mimpi berjalan sinergis antara satu dengan yang lainnya. Meskipun jika adanya nanti demikian, itu bukti kuasa-Nya yang mengatur dan menguasai setiap jengkal milik-Nya. Itu bukti Rahman dan Rahim-Nya. Sebentar lagi sy akan keluar dari pintu gerbang kampus, keluar dari status sebagai mahasiswa, lalu terjun ke dunia nyata. Tantangan disana akan jauh lebih hebat daripada sebagai mahasiswa seperti sekarang tentunya, dan sy harus mempersiapkan diri mulai dari sekarang. Tantangan itu sangat nyata dan harus sy hadapi nanti..

Kesepian? Sy cukupkan Allah sebagai pengisi setiap relung sepi sy sekarang, dan keluarga tentunya, yang selalu ada setiap saat sy perlukan. Kurang apalagi? Apa sy mesti menjadi kufur nikmat dengan mengatakan 'sy kesepian'? Tidak. Sy harus selalu menyadari diri, mengajari diri sendiri untuk berlaku keras, sebelum hidup mengeraskan sy. Sy yakin, sangat amat sangat yakin (pemborosan kata. hehe..), DIA sudah mempersiapakan segalanya indah untuk sy pada waktunya nanti. Sekarang 'puasa' dulu saja yuk, maka nanti nikmati saatnya kita 'berbuka.' Pasti sangat nikmat.. :)

Maka dari itu, dengan berat hati (lho?hehe..) sy harus kembali menolaknya. Sy yakin banyak yang lebih kompeten dari sy di luar sana. Tapi terimakasih atas tawarannya.. ^_^

*Bolak balik sy mempertimbangkan ini itu hingga akhirnya membuat keputusan ini. Hmm, inilah salah satu karakter seorang phlegmatis yang sulit memilih dan sulit membuat keputusan. Tapi ya inilah sy, seorang phlegmatis melankolis. Itu hasil tes dari buku personality plus yang sy baca. Hehe..

No Response to "Pilihan dan Keputusan"

Post a Comment