Bulir renungan untuk ukhti..

Bagaimana rasanya saat ukhti tahu pengorbanan besar sekian lama dari seseorang untuk ukhti tapi selalu ukhti sepelekan?
Bagaimana rasanya jika segala detail harapan masa depannya yang tertuju bersama ukhti, tapi ukhti menutup mata?
Bagaimana rasanya saat ukhti sadari, telah sekian lama waktu yang dihabiskannya untuk menunggu ukhti, namun ukhti tak kunjung membuka pintu untuknya?
Bagaimana rasanya saat ada seribu satu kalimat indah yang diam-diam terurai untuk ukhti, namun ukhti membalasnya dengan memalingkan wajah?
Bagaimana rasanya saat dia berusaha sungguh-sungguh untuk menjadikan pribadinya lebih mantap untuk bisa bersanding dengan ukhti?
Bagaimana rasanya saat dia membuat komitmen diri tidak menyerah untuk mendapatkan ukhti?
Bagaimana rasanya saat ukhti memendam keinginan pada keindahan yang lain, namun luput menengok ada dia yang terluka?
Padahal, ukhti biasa saja..
Ukhti hanyalah seonggok daging bernyawa.. Yah, katakanlah demikian. Tidak ada bedanya dengan serupa ukhti yang lain..
Ukhti hanyalah manusia biasa yang tidak memiliki daya apapun jika tanpa bantuan-Nya yang mengijabah setiap pengharapan ukhti..

Bagaimana rasanya saat ukhti menjadi dirinya, rasakan keperihan hatinya saat ukhti mengatakan 'tidak' untuk menolak pinangannya?
Bagaimana jika selanjutnya ukhti semakin tahu bahwa banyak pengorbannannya, setumpuk pengharapannya, dan waktunya yang dihabiskan untuk menanti ukhti, namun luput dari pengetahuan ukhti?
Bagaimana rasa sakit dan hancur hatinya?
Coba rasakan saat ukhti menjadi dia, tidak ingin bukan ukhti merasakan sakit seperti itu?

Maafkan untuk setiap ketidaktahuan dan segala sikap telah yang menyakiti hati...
Mintalah hanya pada-Nya dan cukuplah dekati DIA Sang Pemilik Hati..
Ukhti sudah seharusnya mengucapkan terimakasih untuk semua yang tidak terhitung, dan meminta maaf pula untuk semua yang tidak terhitung..

Maafkan... Sungguh hati adalah milik-Nya, ukhti pun tidak bisa berkutik karena tidak ada ruang baginya untuk masuk..
Sekali lagi, maaf..

No Response to "Bulir renungan untuk ukhti.."

Post a Comment